Sejarah Desa Wlahar Wetan dimulai dengan cerita sesepuh-sesepuh desa yang tidak tercatat dalam dokumen resmi pemerintahan desa baik sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan cerita tersebut merupakan cerita turun temurun yang dilakukan antar generasi.

Tahun 1904, sebelum Indonesia merdeka, Desa Wlahar Wetan dipimpin oleh Kilurah Karawang. Kemudian digantikan oleh Kilurah Wangsa Reja pada tahun 1905 sampai tahun 1945 dengan masa kepemimpinan yang cukup lama yakni selama 45 tahun.

Selanjutnya, berikut adalah berbagai silsilah Lurah/Kepala Desa Wlahar Wetan berdasarkan cerita yang dipaparkan para tokoh masyarakat.

Ki Lurah Karawang

Pada masa sebelum kemerdekaan jabatan lurah merupakan bagian dari ketua adat yang jabatannya tidak terbatas dan dapat diturunkan kepada anak-anaknya. Menurut cerita orang tua yang pernah mengalami Kilurah Karawang memimpin Desa Wlahar Wetan pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.

Ki Lurah Wangsa Reja

Merupakan pengganti dari lurah terdahulu dari tahun 1905 sampai tahun 1945 Kilurah Wangsa Reja memulai kepemimpinannya selama 45 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.

 Sanwirejda (Daldiri)

Merupakan lurah yang memimpin Desa Wlahar Wetan menurut cerita menjabat menjadi lurah pada awal-awal kemerdekaan Indonesia sampai tahun 1986 yang pada masa kepemimpinannya cukup jelas sehingga terbentuk pembangunan fisik antara lain:

  1. Pembangunan sarana pendidikan sekolah dasar,
  2. Pembagian rukun kampung,
  3. Dibangunnya kantor desa,
  4. Pembangunan bendung sungai gintung
  5. Dibangunnya sarana olah raga dan sekolah dasar,
  6. Dibangunnya jalan besar desa.

 

Kastono

Pada Tahun 1985 ditunjuk Kastono sebagai Ymt. Kepala Desa Wlahar Wetan guna membuat dan melaksanakan proses pemilihan Kepala Desa di akhir tahun 1985.

Warno

Kepemimpinan selanjutnya melalui sistem atau proses demokratis maka terpilihlah Warno sebagai Kepala Desa yang menjabat mulai tahun 1986 sampai dengan tahun 1994. Dimasa kepemimpinannya juga nampak kemajuan dan penyempurnaan pembangunan yang telah direncanakan antara lain:

  1. Penyempurnaan kantor desa,
  2. Masuknya jaringan listrik PLN masuk desa,
  3. Diadakannya kegiatan pertanian supra insus,
  4. Dibidang keagamaan terbangunnya sarana-sarana ibadah yang lebih baik,
  5. Masuknya program pendidikan kejar paket A.

 

Suwarto (Ymt)

Ditugaskan mengisi kekosongan waktu masa jabatan pada tahun 1994.

Basiran

Pemilihan Kepala Desa selanjutnya yang terpilih Basiran yang menjabat dari tahun 1995 sampai dengan 1999. Pada masa kepemimpinan beliau juga banyak dirasakan oleh warga masyarakat Desa Wlahar Wetan terutama dibidang olahraga yang beberapa kali Desa Wlahar Wetan mendapat juara kompetisi sepak bola dalam berbagai turnamen dan kejuaraan tingkat Kecamatan, dengan hasil pembangunan berupa:

  1. Pembangunan jalan desa,
  2. Pembangunan pasar desa,
  3. Pembentukan koperasi MEKAR,
  4. Kepengurusan Karang Taruna Bina Pagar Muda XI
  5. Pelatihan HANSIP/HANRA.

Basiran meninggal dunia sebelum purna tugas.

 

Arif Hidayat (Ymt)

Dengan meninggalnya Kepala Desa Basiran sebelum purna tugas kepemimpinan, maka jabatan Kepala Desa Wlahar Wetan mengalami kekosongan.

Berdasarkan SK Bupati Banyumas No. 141/666/1999 tanggal 15 Juli 1999 ditunjuk Ymt. Kepala Desa Wlahar Wetan Periode 1999-2000 Arif Hidayat. Terlaksana beberapa kegiatan sebagai berikut:

  1. Pembentukan Dharma Tirta,
  2. Program bantuan dana cengkih kepada kelompok tani,
  3. Pembuatan embung dan bantuan lumbung desa untuk simpan pinjam,
  4. Pembinaan UED-SP dan PDM-DKE,
  5. Pembenahan dan penantaan kantor desa.

dan dilanjutkan dengan penunjukan kembali Ymt. Kepala Desa Suwarto di tahun 2000-2001 dengan kegiatan yang dihasilkan berupa Proyek P3DT tahun 2000.

Darsono

Pada masa pemilihan selanjutnya terpilihlah Bapak Darsono sebagai Kepala Desa masa periode tahun 2001 sampai dengan 2006. Pada masa kepemimpinan beliau juga banyak pembangunan yang dirasakan masyarakat Desa Wlahar Wetan baik dibidang sarana prasarana pertanian dan tempat-tempat ibadah yang lebih memadai serta sarana perhubungan jalan desa yang lebih bagus, dengan hasil pembangunan berupa:

  1. Adanya proyek pendukung pemberdayaan masyarakat dan Pemerintah Daerah (P2MPD) untuk pengerasan jalan desa,
  2. Rehabilitasi gedung balai desa,
  3. Pembangunan rehabilitasi Poliklinik Kesehatan Desa (PKD),
  4. Perbaikan DAM saluran irigasi dan pendataan PSE 05.

Arif Hidayat (Ymt)

Ditugaskan mengisi kekosongan waktu masa jabatan pada tahun 2006-2007.

Slamet 

Menjabat menjadi Kepala Desa sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2013. Pembangunan yang telah dilaksanakan adalah:

  1. Pengaspalan jalan desa dan cor jalan setapak (biaya swadaya, ADD dan alokasi khusus),
  2. Normalisasi saluran irigasi dengan alat berat (excavator),
  3. Adanya Program RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) dan pembuatan tembok keliling kuburan desa,
  4. Adanya program TMMD pengaspalan Jalan desa ke grumbul taman sari,
  5. Pengembangan pembangunan gedung balai desa tahap I dan II,
  6. Kegiatan PNPM-MPd berupa pembangunan drainase, talud dan gedung PAUD serta kegiatan pendidikan dari bantuan keuangan langsung DEPSOS kepada siswa SD.

 

Dodiet Prasetyo Andiyanto, ST.

Adalah Kepala Desa yang terpilih menjabat dari periode tahun 2013 sampai dengan 2019. Pada masa kepemimpinan beliau, banyak dirasakan penguatan berbagai pemberdayaan langsung kepada warga masyarakat bersamaan dengan proses lahirnya peraturan baru yakni UU Desa.

Tumbuhnya berbagai prakarsa dan peran kelompok-kelompok masyarakat semakin tinggi, diawali dengan beberapa kali Desa Wlahar Wetan mendapat juara kompetisi olahraga tradisional egrang dan terompah dalam berbagai turnamen dan kejuaraan tingkat kecamatan maupun kabupaten, serta prestasi kerja beliau pada kegiatan lintas bidang meliputi:

  1. Reformasi birokrasi penganggaran desa dan peningkatkan pelayanan publik (administrasi, informasi publik, kesehatan, Pendidikan Usia Dini),
  2. Pembangunan dan peningkatan sarana prasana (jalan, jembatan, irigasi,                   pendidikan, kesehatan, air bersih/pamsimas, ruang publik dan sosial),
  3. Program kerjasama dengan lembaga nasional dan akademisi di bidang penanggulangan kemiskinan serta kualitas hidup warga desa (Desa binaan Baznas Indonesia, Desa klaster binaan Bank Indonesia, Desa binaan Universitas Indonesia dan Universitas Jenderal Soedirman),
  4. Mendirikan dan merintis Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa Karya Kusuma Mandiri),
  5. Penggerak dan menginisiasi Badan Usaha Milik Desa Bersama dalam kerjasama 25 Desa di 11 Kecamatan (BUMDesma Brayan Bumi Banyumas),  
  6. Terobosan inovasi dan teknologi terbarukan serta investasi agribisnis skala desa,
  7. Pioner dan aktivator konsep gerakan multipihak (inkubasi bisnis para stakeholder: Kemendesa-Kemenkop-BUMN-Pemprov Jateng-Pemkab Banyumas) untuk mengakselerasi perekonomian desa-desa melalui pola kawasan produk unggulan perdesaan (Prukades),
  8. Mengembangkan sumber pendapatan desa melalui penguatan aset desa (tranformasi Badan Kredit Desa menjadi didirikannya BPR BKD Banyumas).

Slamet 

Adalah Kepala Desa selanjutnya yang menjabat dari tahun 2019 sampai dengan 2025