Pemerintah Desa (Pemdes) Wlahar Wetan Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas menggagas pendirian warung kampung yang akan dikelola Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Menggandeng Koperasi Karya Utama Nusantara (Kopkun) Institute sebagai lembaga institut sosial ekonomi yang bervisi sosial ekonomi dan koperasi.

Dalam misi membangun dan mengembangkan kapasitas kelembagaan dan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah di Banyumas dan Indonesia, melalui riset bersama dalam sosial ekonomi, bahwa warung kampung dinilai sebagai solusi tepat untuk memberdayakan ekonomi desa sekaligus menekan angka kemiskinan.

“Untuk tahap awal, satu kecamatan satu desa dulu. Jadi nanti ada 20 desa yang akan kami launching memiliki warung desa. Ini baru di desa-desa yang sudah siap dulu. Mudah-mudahan secepatnya bisa direalisasikan menyeluruh,” ujar Firdaus Putra HC, Direktur Kopkun Institute dan Peneliti Lembaga Studi dan Pengembangan Perkoperasian Indonesia (LSP2I), Selasa (17/10/2017).

Tim Kopkun Institute dan PT. BANK BKD BANYUMAS Kantor Wlahar Wetan Sedang Survei Bersama Pada Calon Warung Kampung

Menurut personal in charge Angjar Muti, HC dan partner timnya Budi Angkoso, HC sebagai Deputi Layanan Konsultan di Kopkun Institute, yang membidani juga dalam Konsep Mart Skala Desa, warung kampung akan dibangun dengan konsep menarik dan menguntungkan bersama pemilik warung lama dan pembeli. Nanti Pemdes membuat warung kampung sesuai siteplan dari tim, bahan-bahan kebutuhan pokok masyarakat mulai dari minyak goreng, bawang, gula dan lain sebagainya. Semua barangnya nanti disuplai dari Kopkun Swalayan. “Saat ini tim sedang siapkan progresnya, kami yakin dan Insya Allah bisa sesuai dengan timeline yang di sepakati”, ujar Budi.

Barang tersebut diharapkan dibeli oleh warga desa dan selisih harga atau keuntungan dari penjualan barang pokok tersebut bisa dikelola oleh desa sebagai pendapatan. Angjar berharap konsep warung kampung ini bisa menjadi lahan bisnis yang bisa mendatangkan pendapatan bagi desa. “Selain desa bisa mandiri memenuhi kebutuhan pokoknya sendiri, juga bisa mengambil selisih dari harga jual. Kalau peluang ini tidak ditangkap pihak Pemdes, akan selalu nantinya dikuasai pedagang besar dan mereka yang menikmati untungnya,” jelasnya.

Tim Kopkun Institute Sedang Survei Calon Warung Kampung

Tim Kopkun Institute Sedang Survei Calon Warung Kampung

Tim Kopkun Sedang Melihat Hasil Kerajinan Tas Produk Warga Desa Wlahar Wetan

Tim Kopkun Sedang Melihat Hasil Kerajinan Tas Produk Warga Desa Wlahar Wetan

Untuk permodalan, Angjar mengatakan saat ini pihaknya baru melakukan kajian kepada Bumdes Wlahar Wetan.

Ada beberapa skema, namun ia berharap desa kedepannya tidak perlu keluar modal besar karena sudah bisa dihitung di awal dengan titik balik dalam 5 (lima) tahun. Desa bisa menggunakan dana desa (DD) yang selama ini bisa digunakan untuk BUMDes. “Sumber DD dan PAD nanti bisa diputar sehingga desa tak perlu keluar biaya tambahan. Kopkun Institute hanya fasilitator saja. Tidak dapat persentase keuntungan, nanti yang mengelola sepenuhnya desa,” tambahnya.