Wahyudi (Wong Tani Uthon_Nama Facebook) Petani yang mengembangkan Pertanian Ramah Lingkungan Berkelanjutan

Hari ini, Jum’at (11/11) di tengah areal persawahan Desa Wlahar Wetan, berlokasi di gubug tani, Gapoktan Eka Karya dan anggotanya berkumpul untuk belajar bersama dalam rangka mempelajari ilmu ekologi tanah serta siklusnya. Pembelajaran Ekologi Tanah (PET) sangat di butuhkan petani saat sekarang ini karena media persawahan adalah yang utama menjadi tumpuan keberlangsungan ekonomi para petani. Kebutuhan produksi pangan saat ini terus meningkat tanpa perbaikan tata cara atau sistem berusaha para petani desa, mustahil negara berbicara mandiri pangan. Program revolusi hijau oleh pemerintah lampau bak sebuah solusi tepat bagi kepentingan petani karena mampu memukai dengan jumlah atau hasil yang meningkat secara nasional dengan program swasembada pangan nasional saat itu. Akan tetapi kita tidak pernah menyadari dampaknya, dengan klaim pemerintah saat itu, teryata harus dibayar mahal dengan rusaknya lahan-lahan pertanian di desa-desa oleh eksploitasi pupuk kimia dan berbagai penggunaan obat-obatan kimia untuk membunuh hewan renik yang menjadi siklus kehidupan di persawahan, juga di dukung rayuan sales pabrikan obat pertanian dan anjuran praktis oleh pendamping lapang petani tanpa pernah terbesit dampak jangka panjang pada tanah warisan untuk masa depan anak cucu kita.

Sudarmoko (Pemerhati Tani) memberikan dukungan semangat filosofi dan pesan moral kepada petani desa wlahar wetan

Berbagai kegiatan mengenai praktek-praktek pertanian yang tidak memakai konsep berkelanjutan ini, tanpa sadar sudah menganggap tanah yang kita andalkan untuk bertani hanya dianggap sebagai pabrik atau mesin produksi untuk mendapatkan hasil lebih tetapi melupakan kewajiban kita untuk memperlakukan tanah sebagai sistem siklus kehidupan serta lupa akan inti dari bahan organik tanah yang sangat berperan utama dalam ekologi tanah.
Bersambung ke Edisi #2