Pengembangan Ekonomi Pedesaan

Pembangunan pertanian pedesaan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari kebijakan pengembangan ekonomi di pedesaan. Karena pada umumnya masyarakat desa identik dengan perekonomian yang ditopang dari segi pertanian, perikanan maupun perkebunan dan atau hutan.

Sudah kita ketahui bersama, pertanian merupakan komponen utama yang menompang kehidupan masyarakat desa. Tidak sedikit bantuan dari pemerintah terkait dengan pengembangan ekonomi pedesaan baik itu berupa bantuan mesin/alsintan maupun bibit dan faktor produksi pendukung pertanian lainnya.

Namun yang terjadi dewasa ini pengembangan ekonomi pedesaan dirasa kurang berhasil. Karena kembali mereka tidak lain dan tidak bukan hanya memanfaatkan apa yang sebelumnya ada dan pasar yang menjadi target mereka pun telah jauh berubah.

Masalah harga beras adalah klasik bagi Indonesia. Guncangan harga di setiap panen raya hingga kini, patut dipandang kritis, karena rantai perdagangan beras selalu saja pangkal akhir yang dirugikan adalah pasti para petani sendiri.

Sebenarnya bisa ditangani jika pemerintah menjadi shortcut perdagangan beras ini. Dari dulu belum ada konsep jual beli langsung (direct selling/buying) dari petani ke Bulog (atau pedagang pemerintah langsung). Karena acapkali petani selalu dipandang tidak mampu dalam menjaga kualitas dan standar mutu yang di buat oleh Bulog.

Belum juga selesai di tingkat standarisasi dan kualitas yang pula diperhatikan, kenaikan harga beras tidak selalu menguntungkan petani. Harga beras tidak berkorelasi langsung dengan harga gabah. Sebaliknya, harga gabah selalu berkorelasi langsung dengan harga beras.

Melihat kondisi tersebut, Bumdes Karya Kusuma Mandiri Desa Wlahar Wetan siap mendorong dan mendukung pengembangan komoditi pertanian khususnya beras. Agar komoditas ini nantinya bisa memperkuat posisi tawar dan ekonomi petani dalam bersaing dengan harga maupun kualitas.

Saling bekerjasama dengan kelompok-kelompok tani, kedepan diharapkan bisa berbagi tugas sesuai peran dan fungsinya. Petani dengan kelompoknya akan fokus pada produksi dan pasca panen. Sedangkan unit usaha bumdes berperan dalam proses kualitas serta pemasaran produknya.

 

Mesin Seed Cleaner dan Vacuum Packaging Sealer untuk Produksi Beras Premium Kerjasama Unit Usaha Pemasaran Bumdes dengan Unit Produksi kelompok Tani Eka Karya Desa Wlahar Wetan

Mesin Seed Cleaner dan Vacuum Packaging Sealer Untuk Produksi Beras Premium Kerjasama Unit Usaha Pemasaran Bumdes Dengan Unit Produksi kelompok Tani Eka Karya Desa Wlahar Wetan

"Beras Jawa" Rintisan petani dengan Penanganan Proses Organik

“Beras Jawa” Rintisan Petani Dengan Penanganan Proses Organik

 

Dari cermatan singkat ini, akan lebih baik jika peran negara dikembalikan sebagai pelindung rakyatnya dalam kasus dilematis petani.

Sebab dari masalah pertama dan kedua, proses mewujudkan pada pengutamaan mekanisme pasar beras, semoga bisa mengurangi kerugian pada pihak petani sebagai produsen dan konsumen beras. Pasar tidak seharusnya menjadi pengatur utama dalam masalah beras, mengalahkan peran negara (konsep kedaulatan pangan La Via Campesina, 1996).

Justru pemerintah sebagai aparatur negara, harus mengembalikan peran Bulog untuk membeli gabah petani secara langsung (catatan: harga yang diberikan pemerintah juga harus berelasi langsung dengan ongkos produksi dan keuntungan petani).

Bulog sebagai badan penguatan regulator harga pasar, harus dikembalikan sebagai bentuk pelayanan publik bagi petani. Dengan membeli gabah petani langsung, dengan sendirinya akan memberi insentif dan juga merangsang produksi.

Operasi pasar dengan menggunakan segala kekuatan yang ada, juga penting secara praktis untuk mencegah masalah harga beras yang kian berlarut-larut.

Pengambilan keputusan adalah langkah akhir setelah ditemukannya permasalahan ekonomi baik dari segi kelemahan dan kekurangannya untuk kemudian dikembangkan. Agar ekonomi pedesaan juga memiliki daya saing terhadap ekonomi di perkotaan dan memiliki keseimbangan.