Musim Tanam MT ke-2 (2014/2015) di Desa Wlahar Wetan sudah terlaksana dengan penanaman padi oleh para petani. Saat ini sebagian besar umur tanaman padi telah memasuki umur 35 hari dan sudah timbul keresahan di kalangan petani Desa Wlahar Wetan melihat musim pancaroba yang dialami tidak menentu kondisinya, sehingga kebutuhan air untuk tanaman padi yang semakin langka sehingga memberikan bayangan kecemasan akan gagal panen di lahannya.

  Sebenarnya Pemerintah sudah mempersiapkan kebijakannya melalui program persiapan Pembangunan Saluran Induk Primer Kali Banjaran bersama-sama Pemerintah Daerah dan Pemerintah Provinsi di tahun 2015 ini.

Kegiatan Pengukuran dan Pematokan Untuk Persiapan Pembangunan Saluran Induk Kali Banjaran

Kegiatan Pengukuran dan Pematokan Untuk Persiapan Pembangunan Saluran Induk Kali Banjaran

     Namun kebutuhan petani akan air yang masih belum terpenuhi mengakibatkan tanah persawahannyapun sudah terlihat mengering dan pecah-pecah. Beberapa petani sebenarnya sudah menfaatkan air tadah hujan dari Embung Mini yang dibuat oleh Pemda Tahun lalu namun hanya sebatas membantu karena tidak bisa memenuhi semua area persawahan petani yang saat ini areal tanaman padi yang tertanam kurang lebih sekitar 85 Ha.

           Untuk mengatasi hal tersebut dari Pemerintah Desa Wlahar Wetan bersama Gapoktan/Kelompok Tani dan penggarap serta masyarakat desa telah melakukan kegiatan kerja bakti massal menormalisasi saluran induk/primer kali banjaran yang melewati areal persawahan. kegiatan ini dilaksanakan dengan sistem jadwal bergilir oleh petani di wilayah tiap RT-RT untuk membuat galian guna melewatkan air nantinya. Galian ini sudah terlaksana sedalam antara 40-100 cm yang direncanakan nantinya akan di lewati air dari gardu pompa air di Wlahar Kulon yang tahun lalu selesai diresmikan pembuatannya.

        Gardu pompa air tersebut memang sepenuhnya belum dijalankan karena masih menunggu tahapan ke II yakni kegiatan pembuatan saluran primer/induknya, hanya saat ini terbatas dilakukan beberapa uji coba saja untuk area sawah petani di Desa Wlahar Kulon. Saat ini karena saluran induk di Desa Wlahar Wetan tidak bisa dilalui air dari pompa tersebut disebabkan sebagian besar saluran yang ada sudah tersedimintasi oleh tanah diatas salurannya yang terbawa oleh air hujan dari bukit karena tidak adanya saluran “gendong” di atasnya di karenakan kondisinya sudah rusak atau tidak ada bangunannya. Permasalahan ini sebenarnya sudah tersampaikan kepada Pemerintah Daerah dan Provinsi dengan diresponnya persiapan Pembangunan Saluran Induk di 4 Desa (Kaliori, Wlahar Wetan, Wlahar kulon dan Sokawera) namun masih ditunggu kapan pelaksanaannya akan dimulai, melihat kebutuhan pokok petani saat ini khususnya petani Desa Wlahar Wetan sangat kekurangan air untuk menjaga keberlangsungan tanaman padi.

       Sukeni, (Petani/Anggota P3A Desa Wlahar Wetan) menuturkan melihat musim hujan saat ini yang tidak bisa di andalkan akan kepastian turun hujannya “setidaknya petani membutuhkan kurang lebih harus ada kegiatan 3 atau 4 kali pengairan untuk masuk ke areal persawahan” agar petani-petani di Wlahar Wetan tidak mengalami puso atau gagal panen. Sangat disayangkan dan dilematis sebenarnya bahwa petani desa wlahar wetan mengalami kerugian gagal panen kekurangan air sedangkan saat ini perhatian pemerintah melalui program ketahanan pangan.