Latar Belakang
Tanah merupakan faktor produksi pertanian yang penting, sehingga keseimbangan tanah dengan kandungan bahan organik, mikro organisme dan aktifitas biologi serta keberadaan unsur-unsur dan nutrisi sangat diperlukan untuk keberlanjutan pertanian kedepan.
Begitu juga dengan kesehatan manusia berhubungan langsung dengan kesehatan tanah. Salah satu permasalahan saat ini yang dihadapi banyak petani adalah kesehatan kesuburan tanah yang semakin menurun. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala sebagai berikut :
- Tanah cepat kering, retak-retak bila kurang air, sulit diolah,
- Lapisan olah dangkal, padat, lengket dan keras,
- Input produksi semakin tinggi dan mahal sedangkan produksi sulit meningkat bahkan cenderung menurun.
Kondisi ini semakin buruk karena penggunaan pupuk an-organik terus meningkat dan penggunaan pestisida sintetis. Untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan juga meningkat serta penggunaan herbisida atau racun rumput untuk mengendalikan tanaman yang tidak diinginkan.
Perilaku usahatani, lebih tertuju pada cara memupuk tanaman, bukan cara memupuk tanah agar tanah menjadi subur.
Yang pada gilirannya dapat menyediakan sekaligus memberikan banyak nutrisi pada tanaman. Saat ini secara umum usatani belum melibatkan tanah sebagai komponen yang mempengaruhi dan menentukan keputusan pengendalian dalam pengelolaan suatu agro-ekosistem.
Di beberapa tempat masih terjadi pembakaran sisa tanaman serta penyemprotan herbisida pabrikan sebelum pengolahan lahan sehingga mengakibatkan pencemaran udara dan rotasi unsur hara tidak terjadi.
Oleh karena itu percepatan pengembangan usaha pertanian organik berbasis kearifan lokal dan pemberdayaan petani bukan lagi pilihan melaikan suatu keharusan untuk perbaikan kesuburan tanah.
Kegiatan ini dilakukan melalui pengembangan usaha tani padi, sayuran dan perkebunan. Usahatani tanaman organik ini merupakan teknologi alternative yang ramah lingkungan yang mempunyai keunggulan sebagai berikut :
Kendala yang dihadapi dalam penerapan percepatan usahatani budidaya organik rendahnya keterampilan petani dalam mengelola bahan organik. Lemahnya pemberdayaan terhadap masyarakat dan terbatasnya prasarana/fasilitas pengolah bahan organik.
Sehingga dibutuhkan bantuan program melalui pelaksanaan kegiatan pelatihan petani dan pendampingan teknis. pengembangan pupuk organik untuk perbaikan kesuburan tanah serta untuk tahap awal aplikasi usahatani budidaya tanaman organik diperlukan program bantuan sarana produksi.
Tujuan
- Mendorong pemberdayaan petani memproduksi dan menggunakan pupuk organik, Mikro Organisme Lokal (MOL) dan pestisida nabati.
- Meningkatkan kesuburan lahan pertanian berkelanjutan.
- Meningkatkan produksi untuk penyediaan pangan lokal yang cukup dan menyehatkan.
- Mendaur ulang limbah pertanian dan sampah untuk dijadikan pupuk kompos.
- Mengurangi ketergantungan petani kepada pupuk anorganik secara bertahap.
- Mengurangi pencemaran asap berasal dari pembakaran limbah pertanian.
- Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Input Kegiatan
Adapun kegiatan-kegiatan yang memerlukan dukungan pendanaan pengembangan masyarakat meliputi sosialisasi program, training/pelatihan kelompok tani dan petugas lapangan, pendampingan teknis lapangan, pemberdayaan masyarakat dan fasilitasi peralatan pengolah pupuk organik, sarana produksi, kajian dan infrastruktur pertanian. Adapun input kegiatannya sebagai berikut :
- Peralatan, Pelatihan dan Sarana Produksi
- Sosialisasi program dan identifikasi calon lokasi dan petani
- Pelatihan bagi petani/kelompok tani
- Pendampingan teknis lapangan
Keluaran (Output)
- Daur ulang limbah hijauan/jerami.
- Produksi pupuk organik kompos dari jerami kompos dari sampah.
- Produksi pupuk cair (MOL).
- Meningkatnya kesuburan lahan.
- Menambah penghasilan dan sumber mata air serta tidak harus merusak lingkungan yang di harapkan.
- Berkurangnya penggunaan pupuk anorganik.
- Berkurangnya penggunaan pestisida sintetis.
- Penyerapan tenaga kerja petani untuk pembuatan kompos, MOL dan pestisida nabati.
- Pengurangan pencemaran asap yang berasal dari pembakaran sisa tanaman atau yang pasti akan menjaga kerna limbah di mangfaatkan sebagai kompos.
Keberhasilan
- Terwujudnya usahatani warga petani yang mandiri dan sejahtera.
Dampak
- Terwujudnya penataan lingkungan usaha tani yang lebih baik.
- Terciptanya sumber-sumber pertumbuhan ekonomi di pedesaan.
- Terciptanya kehidupan masyarakat petani yang lebih baik.
- Meningkatkan pengetahuan tentang budidaya tanaman organik melalui pelatihan, informasi, dokumentasi, multimedia.
Rencana Kerja
- Pelaksanaan pelatihan, terdiri dari :
- Pembelajaran dikelas yang dilaksanakan selama 4 (empat) hari di kelas/di lokasi.
- Penanaman dan Pendampingan dilaksanakan selama minimal 1 (satu) tahun jika diperlukan.
JADWAL KEGIATAN PET DAN SRI
(PEMBELAJARAN EKOLOGI TANAH DAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION)
HARI | JENIS KEGIATAN | WAKTU |
Hari ke – 1 | 1. Cek in dan perkenalan
2. Analisa usaha tani dan SDA DAN SDM 3. Penggalian usaha tani konvensional 4. PRLB |
8 JAM |
Hari ke – 2 |
1. Pengantar ekologi tanah
2. Pengantar praktek PET dan persiapan alat praktek 3. Praktek sifat fisik tanah 4. Presentasi hasil praktek sifat fisik tanah |
10 JAM |
Hari ke – 3 |
1. Biologi
2. Biota tanah 3. MOL dan praktek |
8 JAM |
Hari ke – 4 |
1. Penghantar dekomposisi
2. Dekomposisi 3. Daya hantar listrik 4. Kompos dan pengomposan 5. Sifat kimia tanah 6. SRI 7. Praktek Tanam |
8 JAM |
Pengembang SRI Organik Nuswantara (Wahyudi)
Baca Berita Sebelumnya:
Mengurai Mimpi Desa Mandiri Bersama Petani Berdaya (Sekolah Tani Edisi #1)