Bank Indonesia terus berupaya mengendalikan angka inflasi melalui program klasterisasi sejumlah komoditas pokok. Oleh karena itu, BI berupaya memberikan kontribusi melalui program klaster pengendalian inflasi. Program pengembangan klaster pengendalian inflasi telah dilaksanakan secara menyeluruh oleh Kantor Perwakilan BI se-Jateng.
“Klaster pengendalian inflasi yang dikembangkan oleh masing-masing Kantor Perwakilan BI disesuaikan dengan karakteristik inflasi komoditas pangan di Jateng. Pada potensi daerahnya masing-masing yang kami sebut sebagai ‘zona klaster pengendalian inflasi’,” kata Hamid Ponco Wibowo.
Sumber : http://jowonews.com/2017/04/03/klaster-bi-kendalikan-laju-inflasi/
Seiring hal tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto di Kabupaten Banyumas bersiap menerapkan program klaster pengembangan komoditas unggulan untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi daerah setempat.
Manajer Unit Pemberdayaan Ekonomi Bank Indonesia Purwokerto, Joko Djuniwarto di Desa Wlahar Wetan, Kamis (21/7), mengatakan program klaster adalah salah satu strategi pengembangan UMKM dan menjaga kestabilan produksi.
“Kita optimis program pemberdayaan yang akan dipersiapkan pada komoditas unggulan jenis tanaman buah pisang akan berjalan secara sustainable atau berkelanjutan dalam kurung waktu 3 – 5 tahun mendatang di Wlahar Wetan. Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas dalam hal ini diwakili oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan-KP) siap bekerjasama dalam pendampingan seluas-luasnya kepada petani untuk mendapatkan akses teknis pemberdayaannya,” kata Joko Djuniwarto.
Adapun sektor/komoditas yang telah dipilih antara lain didasarkan pada kriteria komoditas yang menjadi sumber tekanan inflasi.
Dengan demikian fasilitasi dapat membantu meningkatkan pasokan, memperbaiki jalur distribusi serta mendukung penciptaan iklim usaha yang kondusif. Meskipun demikian, program juga juga dilakukan pada komoditas yang berorientasi ekspor atau komoditas unggulan wilayah setempat, sehingga membantu Pemkab Banyumas dalam kerangka besar program peningkatan ekonomi kreatif nantinya.
“Jenis komoditas yang akan dikembangkan adalah pisang cavendish dan cabai merah serta diservikasi produk pisang yaitu olahan tepung pisang kepok,” kata Intan Nawang Sari Sutarto. Sebagai konsultan Pengembangan UMKM dan Unit Akses Keuangan UAKU UMKM Kantor Perwakilan BI Purwokerto di lokasi persiapan lahan yang terletak di Grumbul Tamansari Desa Wlahar Wetan.
Kluster ini berkonsep rantai nilai yang dijabarkan dalam perkembangan di tiap-tiap tahunnya. Di awali dengan pemantauan dan evaluasi perkembangan budidaya tanam, lanjut ke pasca panen dan luasannya serta fokus produksi nantinya. Sangat mungkin sekali bila komitmen petani berjalan bagus dan maksimal akan disiapkan berbagai kegiatan umum dan khusus guna menunjang kluster ini, imbuhnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas Widarso mengatakan, sangat mendukung persiapan kegiatan pengembangan kluster pisang binaan BI tersebut. Pihaknya siap berkordinasi selaku wakil Pemkab dalam persiapan teknis MoU bersama nantinya. Di sela kunjungan langsung ke lahan lokasi di wilayah Desa Wlahar Wetan tersebut. Beliau berharap, bila multi pihak ini sudah merencanakan dengan mempertimbangkan land mark, potensi, serta pendampingan studi nantinya. Dinpertan KP siap mendukung bila ada kendala-kendala di lapangan dengan mengupayakan penanganan dan pengendalian serta pemantuan khusus nantinya.
“Dalam setiap pelaksanaan kegiatan pengembangan klaster ini nantinya senantiasa berkoordinasi dan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan para ahli di bidangnya agar program yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan,” ujarnya.
Secara umum strategi yang akan diterapkan dalam pengembangan klaster ini. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas akan memberikan bantuan teknis yang diarahkan pada penguatan kelembangaan. Selain itu juga akan memberikan penyelenggaraan pelatihan, pendampingan studi lapang. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani maupun pengusaha kecil, tandasnya.
Pada saat diskusi bersama di lokasi lahan, Warseno, kabid Dinpertan KP memberikan apresiasi kepada kelompok petani. Bahwa peluang ini adalah kesempatan emas para petani Wlahar Wetan, karena dari 1.300 Kelompok tani di Banyumas. Kelompok petani Desa Wlahar Wetan ini terpilih menjadi sasaran program kluster binaan BI. Harapannya, komitmen para petani harus terus diperkuat dengan mental pribadi yang siap bekerja keras, tidak putus asa. Dengan berbagai resiko yang dihadapi dan berusaha semaksimal mungkin dalam bekerja serta yang utama kejujuran menjalankan program nantinya.
“Semoga dari berbagai upaya yang dilakukan Bank Indonesia nantinya, akan sangat berdampak pada kemampuan kapasitas kelompok binaan. Meningkatkan produksi komoditas skala desa, mengakses permodalan, menghasilkan produk olahan. Memiliki usaha bersama secara kelompok dan menjalin kemitraan dengan beberapa pelaku usaha guna memperluas pemasaran. Ini bisa mengingkatan pendapatan ekonomi masyarakat desa” kata Kepala Desa Wlahar Wetan, Dodiet Prasetyo dalam penutup diskusi bersama tersebut.